Thursday 26 May 2016

Minum Ara Boven Digoel Herbal, Febby Reri Sembuh dari HIV-AIDS

Manokwari, TP – Dari seribuan pengidap HIV-AIDS yang diklaim sembuh setelah minum Ara Boven Digoel Herbal, tidak semua ingin bersaksi soal kesembuhan dari penyakitnya. Namun, ada seorang ibu dan anaknya berusia 3 tahun mengklaim dia dan si buah hatinya sudah sembuh dari HIV-AIDS.
Dialah Febby Reri (21 tahun). Secara gamblang dia sedikit mengisahkan perjuangannya menemukan ramuan Ara Boven Digoel Herbal. Dia mengaku, penyakit mematikan ini dideritanya sejak 2011. Pertama, kata Febby, suaminya yang terkena, kemudian menular kepada dia dan anaknya yang kini berusia 3 tahun.
Selama bertahun-tahun menderita HIV-AIDS, suaminya pun meninggal dunia Februari 2014. “Awalnya saya juga tidak tahu, suami saya sakit apa, karena dia tidak pernah mau terbuka kepada kami. Kita sempat tanya dia sakit apa, tapi dijawab tidak tahu. Kemudian, setelah dia meninggal, kondisi kita berdua ini sangat lemah,” beber Febby kepada Tabura Pos, Kamis (20/11).
Diutarakan Febby, ketika dia dan anaknya menderita HIV-AIDS, badan mereka menghitam, bahkan berat badan menurun drastis di bawah 30 kg. Berat badan anaknya hanya berkisar 7-8 kg saja. Akhirnya, setelah berjibaku dengan penyakit ini, Febby memutuskan memeriksa kondisi kesehatannya.
Alangkah terkejutnya dia, setelah divonis menderita HIV-AIDS, sama seperti suaminya yang telah meninggal. “Hasil pemeriksaan positif HIV. Saya sempat berobat selama 1 minggu, sedangkan kondisi anak saya ini juga semakin parah. Setelah dibawa periksa ke rumah sakit, hasilnya sama, positif mengidap HIV. Setelah suami meninggal, kita mulai periksakan diri dan hasilnya, kita dinyatakan positif HIV dan mulai menjalani pengobatan dengan meminum ARV (Anti Retro Viral),” kenang Febby.
Diakuinya, bersama anaknya mereka berdua mulai mengonsumsi ARV sejak Februari hingga September 2014. Seiring berjalannya waktu, Febby mendengar kabar dari keluarga tentang keampuhan Ara Boven Digoel Herbal, racikan Yulianus Mikan. “Di situ mereka cerita tentang ramuan ini. Dari situ saya punya hati tergerak, ingin sekali membeli ramuan ini. Tapi sayang, kondisi saya seorang janda dan ada tanggungan anak ini. Saya memang waktu itu sangat tidak mampu,” ungkapnya.
Akhirnya, lanjut Febby, dia menghubungi Yulianus Mikan. Dijelaskan, begitu menerima SMS, Yulianus Mikan menyatakan, atas kejujuran mu, maka kamu akan disembuhkan, meski kamu tidak ada uang sama sekali.
“Hari itu, satu kompleks bilang sama saya, ko akan mati sama dengan ko pu suami. Tapi ini bukan saya yang buat jalan sembarang dengan laki-laki, tetapi penyakit itu datang dari pihak laki-laki. Jujur, sebelum meminum ramuan itu, saya tidak bisa buat apa-apa. Hanya bangun tidur, tidak bisa kena air dingin juga,” tambah Febby sembari menggendong anak perempuannya.
Dirinya mengaku, kondisi tubuhnya terus melemah, kulit mulai menghitam disertai jamuran di mulut. Kondisi serupa juga dialami anaknya. Namun, dia tidak takut atau malu dengan penyakit yang dideritanya itu. “Saya jujur, saya dengan anak, kami terinfeksi HIV, tapi akhirnya Tuhan bantu kita. Kita dapat ramuan dan kita minum sampai saat ini. Kami minum ramuan tidak lama, dari bulan September sampai Oktober 2014 ini,” ungkapnya.
Ia mengutarakan, setelah kondisinya pulih, dia sempat memeriksakan diri di salah satu rumah sakit dan hasilnya memuaskan. “Waktu mau datang periksa, petugasnya tanya, kamu mau periksa apa. Saya jawab mau periksa darah lengkap, tetapi mereka yakin saya tidak apa-apa setelah melihat kondisi tubuh saya sekarang ini,” tutur Febby.
Justru, jelas dia, sekarang mereka merasa tubuhnya lebih baik dibandingkan sebelum tertular penyakit HIV-AIDS. Dia pun mengaku sudah bisa beraktivitas seperti biasa, istirahat baik, dan makan atau tidur secara teratur.
“Sekarang berat badan saya sudah 60 kg. Orang lihat kondisi saya sekarang seperti ini, banyak orang kaget, masa berobat hanya minum ramuan dalam 2 bulan, badan tiba-tiba naik dan sehat. Mereka tanya, ko minum obat apa kasih naik badan, saya hanya bilang minum ramuan. Saya cerita semua kesaksian saya kepada semua orang, kondisi saya sekarang seperti ini. Bahkan orang tua saya sendiri sudah vonis saya akan mati, ko akan sama dengan ko pu suami, karena ko mau kawin dengan dia,” katanya.
Ia berpesan kepada mereka yang mengidap HIV-AIDS untuk tidak perlu takut memeriksakan diri. Dengan mengetahui status lebih awal, jelas Febby, akan cepat diketahui dan bisa diobati. “Untuk pasien yang sama sakit dengan saya, saya harap datang dan minum ramuan, pasti kita akan sembuh. Kalau kita yakin dan percaya kepada Tuhan, Tuhan pasti ada di pihak kita. Kita pasti akan disembuhkan,” tukasnya.
Sementara peramu Ara Boven Digoel Herbal, Yulianus Mikan membenarkan kesaksian Febby Reri. Dikatakannya, Febby sebelum ditangani, kondisinya cukup parah dan bisa dikatakan tinggal menunggun waktunya saja.
Ditegaskan Mikan, dirinya atau ramuan yang dibuatnya, bukan obat untuk menyembuhkan HIV-AIDS dan berbagai penyakit, tetapi hanya alat yang digunakan Tuhan menyembuhkan penyakit yang diderita setiap orang.
“Intinya keyakinan kita untuk sembuh, maka kita akan sembuh. Kalau ragu-ragu, kita juga sembuh akan lambat,” kata Mikan seraya menegaskan, tidak ada pantangan apapun atau usia berapa untuk minum ramuan ini.
Ditanya tentang jumlah pasien pengidap HIV-AIDS yang mengaku sembuh setelah mengonsumsi Ara Boven Digoel Herbal di Provinsi Papua, Mikan mengungkapkan, sekarang jumlahnya mencapai 1.800-an orang. Jumlah itu, sebut Mikan, bertambah dari 1.317 orang September 2014 lalu. “Setiap hari ada pendatang baru yang datang, sehingga angka berubah juga setiap hari,” kata dia.
Sementara di Provinsi Papua Barat, Mikan mengungkapkan, baru sekitar 15 orang yang kondisinya mulai membaik, itu khusus untuk pasien ODHA. “Kalau penyakit selain HIV-AIDS, jumlahnya hampir mencapai 100 orang. Itu untuk Papua Barat, Kaimana, Fakfak, dan Manokwari. Itu yang saya layani,” kata Mikan.
Menurut dia, untuk 15 orang pengidap HIV-AIDS itu sudah memasuki tahapan perubahan menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Mudah-mudahan, kata dia, dalam 1 atau 2 bulan ke depan kondisinya mulai membaik seperti semula.
“Dulunya mereka itu tidak bisa bekerja, hanya tinggal di dalam rumah, tetapi sekarang mereka ini sudah bisa pergi ke pasar dan beraktivitas seperti orang biasanya. Yang tadinya pakai jaket, sekarang mereka sudah buka jaket, tapi mereka ini belum sempurna dan masih dalam pemulihan,” kata dia.
Untuk warga yang membutuhkan Ara Boven Digoel Herbal, jelas Mikan, bisa menemui Nikolaus Tuwok atau datang ke kediaman almarhum Yulian Erari di belakang Pustu Rendani, Manokwari. Sedangkan mengenai harga, Mikan hanya menyebutkan sumbangan pelayanan sebesar Rp. 100.00 per liter. “Tapi kalau memang tidak mampu, tidak mungkin kita menolak,” pungkas Mikan. [HEN-R1]

Labels: , , ,

Thursday 27 August 2015

Konsumsi Ara Bodig Herbal, Ibu Pasifa Loho Sembuh dari HIV/AIDS

Wamena, AraBodigHerbal — Khasiat Ramuan Ara Boven Digoel Herbal sebagai satu-satunya obat yang dapat menyembuhkan HIV/AIDS semakin tak terbantahkan.

Hal ini diperkuat dengan semakin banyak pasien sembuh yang dengan sukarela memberikan kesaksian soal kesembuhan mereka dari penyakit yang terlanjur diklaim oleh pihak medis dan industri farmasi sebagai penyakit yang ‘belum ada obatnya’ dan ‘tidak bisa disembuhkan’ ini.

Ibu Pasifa Loho asal Kampung Paspaley Distrik Abinaho Kabupaten Yalimo, Papua, adalah pasien sembuh yang beberapa waktu lalu memberikan kesaksian soal kesembuhannya dari HIV/AIDS.

Selengkapnya Simak di Sini

Labels: , , ,

Sunday 23 March 2014

Herbal Ara Khas Papua Mengobati HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Papua tidak hanya kaya akan keindahan alamnya dengan hutan, gunung dan laut namun Papua juga memiliki keistimewaan dengan bahan alami herbal ara khas Papua yang berkhasiat dapat mengobati penyakit menular HIV dan AIDS.

Jenis obat alami Papua itu dinamai herbal ara ditemukan Agustinus Mikan (42) dan Agus Yepasa Danya (54) terbuat dari daun-daun alam di tanah Papua terbukti manjur untuk mengobati pasien hidup dengan HIV/AIDS (Human Immuno Deficiency Virus) (Acquired Immuno Deficiency Syndrome).

"Saya rutin mengkonsumsi minuman herbal ara khas Papua temuan Yulianus Mikan dan Agus Yepasa Danya, puji Tuhan penyakit HIV/AIDS yang saya derita sudah sembuh," ujar pasien orang hidup dengan HIV/AIDS Yofita Agapa di Biak, Minggu.

Yofita mengakui, pengalaman pribadinya positif mengidap HIV/AIDS karena tertular dari suami yang hobby mengkonsumi minuman keras serta kebiasaan pulang malam karena perilaku buruk melakukan hubungan dengan wanita lain di pinggiran jalan.

Akibat perilaku buruk suami yang selalu pulang malam dan mabuk, menurut Yofita, ketika ia sakit dan diperiksa darah di Puskesmas pedalaman Enarotali terbukti positif mengidap penyakit virus menular HIV/AIDS.

Begitu divonis dokter Puskesmas mengidap HIV/AIDS, lanjut Yofita, ia seolah hidup hampa serta berserah diri kepada Tuhan karena tidak punya pilihan hanya pasrah menerima kenyataan pahit sebagai orang Papua yang hidup dengan HIV/ AIDS.

Selepas divonis mengidap penyakit menular mematikan AIDS, dokter menyarankan pasien Yofita diharuskan mengkonsumsi obat ARV (Anti retro viral) yaitu obat untuk mengendalikan jumlah virus HIV dan meningkatkan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS setiap hari untuk memperkuat ketahanan tubuh orang yang positif mengidap HIV/AIDS.

Kurun waktu 1,8 tahun mengkonsumsi ARV pemberian dokter Puskesmas, menurut Yofita, setiap hari obat jatah pemberian harus diminum sehingga terasa membosankan dalam hidupnya.

"Saya sudah bosan hidup dengan minum obat ARV setiap hari, ya meski minum rutin sesuai anjuran dokter namun kesehatannya tetap tidak berubah," ungkap Yofita dalam kesaksian.

Konsumsi Ramuan Herbal Ara Setelah lebih kurang 1,8 tahun minum mengkonums obat ARV pemberian dokter, menurut Yofita, ia tidak juga sembuh dengan virus HIV/AIDS.

Suatu hari keluarga di pedalaman Enarotali menyarankannya untuk mengalihkan pengobatan alternatif dengan memafaatkan kekayaan alam Papua dengan mengkonsumsi minuman herbal ara.

Saat mendapatkan herbal ara dari Yulianus Mikan, menurut Yofita, dirinya tidak begitu yakin akan penyembuhan penyakit menular HIV/AIDS yang telah dideritanya sejak beberapa tahun silam.

Namun, kuasa Tuhan begitu nyata dan nampak melalui herbal ara racikan pelayanan "dokter", adat Yulianus dan Agus warga Papua, ketika ia meminum rutin setiap hari, kesehatan di tubuhnya mulai ada perubahan.

Bahkan, dengan mengkonsumsi minuman herbal ara khas Papua secara rutin setiap hari telah memberikan semangat hidup baru bagi dirinya karena mulai ada perubahan kesehatan ketika rutin minuman alam tanah Papua.

"Dalam kurun waktu dua minggu sejak mengkonsumsi minuman herbal ara, saya merasakan ada kemajuan kesehatan tubuhnya sehingga saya begitu yakin minuman khas Papua sangat cocok menyembuhkan berbagai penyakit," kata Yofita.

Impian Yofita untuk sembuh dan sehat dari penyakit menular HIV/AIDS nampak menjadi nyata setelah beberapa waktu lalu memeriksakan kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit di pedalaman Enarotali ia dinyatakan sembuh.

Waktu pemeriksaan kesehatan kembali di rumah sakit dan Puskesmas, menurut Yofita, dokter setempat tidak lagi menemukan virus HIV/AIDS di tubuhnya sehingga ia merasa sembuh dari penyakit mematikan ini.

"Kuasa Tuhan memberikan obat penyakit HIV/AIDS melalui herbal ara khas Papua, ya saat ini saya pribadi merasa tidak lagi mengidap virus menular sehingga saya bebas bisa memberikan kesaksian atas khasiat minuman herbal ara di Biak," ujar Yofita kepada pers di Biak.

Terobsesi Lewat Mukjizat Tuhan

Si penemu ramuan tradisional herbal ara Yulianus Mikan dan Agus Yepasa Danya mengatakan, ia mendapatkan petunjuk Tuhan dengan memberikan percakapan khusus untuk memulihkan Papua dari penyakit HIV/AIDS.

"Lewat petunjuk Tuhan supaya memanfaatkan tanaman alam Papua untuk mengobati pasien yang datang," ungkap Yulianus dan Agus saat melayani pengobatan pasien di Kabupaten Biak Numfor.

Ia berjanji selama melakukan pelayanan pengobatan di Biak Numfor akan membantu setiap pasien pengidap penyakit apapun dengan memberikan minuman herbal ara buatan produksi alam Papua.

Yulianus menceritakan, sejak 2008 menjalani pelayanan pengobatan dengan herbal ara bagi pengidap berbagai penyakit telah memberikana hasil positif untuk setiap orang yang mengkonsumsi minuman herbal buatannya.

"Tuhan menyediakan alam yang indah dan beragam kekayaan alamnya untuk umat manusia, karena itu manfaatkan alam dan isinya untuk kebutuhan hidup dan kebaikan terhadap sesama," ujar pria kelahiran Boven Diegul.

Menyinggung besaran biaya pengobatan herbal diberikan bagi pasien HIV/AIDS, menurut Yulianus, ia tidak mematok harga tinggi karena wasiat herbal buatanya merupakan kuasa Tuhan bertujuan membantu sesama manusia di muka bumi.

Ramuan herbal ara buatannya, menurut Yulianus, akan bermanfaat terhadap tubuh jika dikonsumsi siapapun manusia yang membutuhkan pertolongan pengobatan berbagai jenis penyakit.

"Untuk ukuran satu setengah liter botol aqua ramuan herbal ara khas Papua dikenakan biaya Rp100 ribu/botol, ya untuk minumannya harus rutin tidak terbatas karena herbalnya masih bersifat alami," ujarnya.

Dia berharap kehadirannya dalam memberikan pelayanan herbal ara dapat membantu serta meringankan warga Biak Numfor yang terkena penyakit HIV/AIDS sehingga bisa hidup normal seperti biasanya melakukan aktivitas di masyarakat.

"Sebagai orang percaya dengan Tuhan Yesus Kristus kita harus yakin akan kuasa-Nya untuk memberikan jalan kepada siapapun yang dikehendaki-Nya melakukan pertolongan kasih kepada sesama yang membutuhkan, "demikian Yulianus.

Agus dan Yulianus penemu ramuan tradisional herbal ara mengatakan, ia tetap membuka diri untuk memberikan pelayanan dalam memberikan pengobatan kepada masyarakat yang membutuhkan produk herbal alami Papua dengan berkeliling di berbagai Kabupaten/kota di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Berdasarkan data layanan pasien HIV/AIDS dengan minuman herbal ara sejak tahun 2008 hingga 2014 mencapai 913 pasien dengan rincian 842 mengalami kesembuhan sedangkan sisanya 71 meninggal dunia.

Untuk Kabupaten Boven Digoel khusus pasien Odha yang berobat 130 sembuh 123 dan tujuh meninggal, Merauke 334 yang berobat 323 sembuh serta 11 meninggal, Jayapura 21 yang berobat 17 sembuh dan empat meninggal, Jayawijaya 60 yang berobat 52 dinyatakan sembuh dan delapan meninggal.

Sedangkan Kabupaten Tolikara delapan pasien berobat dan delapannya sembuh, Kabupaten Mimika dari 20 pasien Odha, 14 dinyatakan sembuh dan enam meninggal, Biak Numfor tujuh pasien dan empat dinyatakan sembuh serta tiga meninggal, Nabire 180 berobat dengan tingkat kesembuhan pasien Odha 162 dan 18 meninggal.

Sementara Kabupaten Dogiai sebanyak 24 pasien berobat dan pasien Odha sembuh 22 dan meninggal dua, Deiyai berobat 40 pasien dan 35 dinyatakan smebuh serta lima meninggal, Paniai 68 pasien Odha dan 65 dinyatakan sembuh dan tiga meninggal, Kabupaten Yaen sembilan pasien berobat, tuju sembuh dan dua Odha meninggal.

Untuk Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat dari lima pasien Odha yang berobat pasien yang sembuh sebanyak empat Odha serta satu meninggal dan Kabupaten Kaimana tujuh pasien Odha, enam diantaranya sembuh dan satu meninggal.

Labels: , , , , , , , , , ,